Rabu, 03 Oktober 2012

KISAH NABI IBRAHIM AS 2


رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسۡكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيۡرِ ذِى زَرۡعٍ عِندَ بَيۡتِكَ ٱلۡمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ

ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجۡعَلۡ أَفۡـِٔدَةً۬ مِّنَ ٱلنَّاسِ تَہۡوِىٓ إِلَيۡہِمۡ وَٱرۡزُقۡهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٲتِ لَعَلَّهُمۡ يَشۡكُرُونَ

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati.
Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. ( QS 14 : 37 )


Dialog Nabi Ibrahim as Dengan Raja Namrud

Sesudah Nabi Ibrahim as dibakar tidak mati, sebenarnya banyak rakyat yang mau mengikuti ajarannya. Tapi karena takut pada ancaman Raja namrud, maka mereka masih banyak yang kafir.
Nabi Ibrahim as pun meneruskan dakwahnya untuk mengajak manusia hanya menyembah Allah. Hal ini membuat murka Raja Namrud.
Suatu hari Nabi Ibrahim as dipanggil menghadap ke istana Raja Namrud.

"Engkau telah menyebarkan fitnah yang jahat sekali, "kata Raja Namrud.
" Adakah Tuhan selain aku? Akulah Tuhan yang harus kau sembah. Aku dapat mengatur dan merusak segala-galanya. Siapa yang lebih tinggi kekuasaannya dari pada aku? Hukum yang kutetapkan mesti berlaku, keputusanku pasti berjalan. Semua orang tunduk padaku, mengapa kau menentangku ?"

Dengan tenang Ibrahim as menjawab :
"Tuhanku adalah Allah. Dialah yang kusembah. Dia telah menciptakan kamu dan aku yang asalnya tidak ada. Ia sanggup mematikan dan menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya. Ia adalah pencipta langit dan bumi."

Raja Namrud menyanggah jawaban Ibrahim as itu, dengan pendapatnya yang konyol : "Aku juga bisa menghidupkan dan mematikan."

" Benarkah ?" tanya Nabi Ibrahim as.

Raja Namrud kemudian memerintahkan pengawalnya untuk mengeluarkan dua orang nara pidana.

Kemudian Namrud mengambil pedang. Salah seoarang dari nara pidana itu dipenggal lehernya sampai mati. Seorang lagi diampuni, dibiarkan hidup.

Lalu namrud berkata : "Begitulah caranya aku menghidupkan dan mematikan."

Nabi Ibrahim as menjawab :
"Itu bukan mematikan, melainkan membunuh dengan cara yg kejam. "
"Tuhanku bisa menjalankan matahari dari timur ke barat. Jika kau memang berkuasa Namrud, cobalah kau jalankan matahari itu dari barat ke timur !"

Mendengar perkataan Nabi Ibrahim, tercenganglah Raja Namrud. Dia tidak dapat menjawab, namun ia tetap tak mau beriman.

Namrud mempunyai tentara sebanyak 700.000 penunggang kuda dengan senjata yang lengkap. Namrud berkata kepada Nabi Ibrahim as:
“Hai Ibrahim,.. jika Tuhanmu mempunyai malaikat, maka kirimkanlah kepadaku untuk berperang denganku. Jika sanggup ambillah kerajaanku ini.”

Maka Nabi Ibrahim as. munajat kepada Allah SWT:
“Ya Allah.. sesungguhnya Namrud dengan tentaranya menunggu kedatangan tentaramu, maka kirimkanlah kepada mereka tentara daripada selemah-lemah makhlukmu iaitu nyamuk.”

Ketika Namrud dan tentaranya telah berkumpul di padang yang luas, maka Allah memerintahkan nyamuk keluar dari lautan.
Lalu keluarlah tentara nyamuk hingga menutupi permukaan bumi dan langit. Kemudian nyamuk bertanya:
“Ya Tuhan kami, apakah yang harus kami laksanakan?”
Allah berfirman: “Aku telah menjadikan rezeki kamu semua pada hari ini berbentuk daging tentera Namrud.”

Kemudian Allah SWT memberikan kekuatan kepada nyamuk-nyamuk tersebut. Lalu nyamuk-nyamuk tersebut menyerang tentera Namrud, menghisap semua darah mereka,
Allah memerintahkan kepada nyamuk agar menunda penyiksaan terhadap Namrud.. agar ia dapat melihat sendiri kehancuran tentaranya.
Maka nyamuk-nyamuk itu pun membiarkan Namrud sehingga ia dapat pulang ke istana.

Nabi Ibrahim as. merasa takjub melihat peristiwa tersebut.
Kemudian Allah berfirman kepadanya:
“ Wahai Ibrahim, demi kemuliaan dan keagungan-Ku, sekiranya engkau tidak meminta kepada-Ku supaya mengutus tentera nyamuk, tentu aku akan mengirimkan yang lebih halus daripada nyamuk, jika seribu di antaranya berkumpul menjadi satu tidak mencapai besarnya nyamuk, tentu akan aku musnahkan juga mereka dengannya.”

Ketika telah dekat siksaan untuk Namrud, lalu Allah memerintahkan seekor nyamuk tempang saja untuk menjalankan tugas tersebut.
Nyamuk itu berkeliling di sebatang pohon selama tiga hari.... Setelah sampai tiga hari, maka ia masuk ke dalam kepala Namrud melalui lubang hidungnya. Namrud merasa sakit dan mengarahkan rakyat yang menghadapnya mengetuk kepalanya dengan kasut.
Bila diketuk dengan kasut dia berasa lega... Akhirnya nyamuk tempang itu memakan otak Namrud selama 40 hari.

Allah tidak menyiksa Namrud dengan segera, tetapi masih diberi waktu agar bertaubat.
Setelah tiga hari waktu yang diberikan terhadap nyamuk tersebut tidak digunakan oleh Namrud untuk menerima kebenaran Allah SWT.
Maka jadilah Namrud tergolong ke dalam orang-orang yang dimurkai Allah SWT.


Nabi Ibrahim as Hijrah Ke Mesir

Karena negeri Babilon tidak aman lagi bagi Ibrahim dan istrinya, maka ia memutuskan untuk pindah ke Syam (Palestina).
Bersama Luth yang kemudian juga menjadi Nabi dan beberapa pengikutnya ia meninggalkan Babilon.
Namun tidak beberapa lama negeri Palestina diserang bahaya kelaparan dan penyakit menular. Ibrahim dan pengikutnya kemudian pindah ke Mesir.

Mesir pada waktu itu diperintah oleh raja yang kejam
Raja Mesir memang mempunyai kebiasaan aneh, yaitu merampas isteri orang yang berwajah cantik sekedar untuk menunjukkan betapa besar kekuasaannya, tak seorangpun berani menghalangi perbuatannya.
Ketika Raja Mesir mendengar bahwa Sarah adalah perempuan yang paling cantik, maka Ibrahim as dan sarah dipanggil menghadap.

Setelah menghadap Raja Mesir, ia ditanya : "Siapakah perempuan itu ?"
"Saudaraku, "Jawab Ibrahim as , sengaja ia berbohong.
Sebab jika ia berkata terus terang, tentu ia akan dibunuh Raja Mesir dan istrinya akan dirampas.

Perbuatan Nabi Ibrahim as ini menjadikan kaidah, boleh berbohong dalam keadaan terdesak dan terancam bahaya...
Akhirnya Nabi Ibrahim as dan Istrinya boleh tinggal di istana.
Pada suatu hari,.. Sarah dapat menyembuhkan sakit Raja Mesir yaitu sepasang tangan raja itu mengatup rapat tak dapat digerakkan.
Atas jasanya itu, Sarah kemudian diberi hadiah seorang budak perempuan bernama Hajar.

Di Mesir, Nabi Ibrahim as hidup tenteram dan makmur, hartanya melimpah ruah. Tapi justru ini menjadikan iri hati bagi penduduk asli Mesir.
Maka kemudian Nabi Ibrahim as memutuskan kembali ke Palestina.
Sejak saat itulah, Nabi Ibrahim as hijrah ke Negeri Kan’an (Palestina),


Asal-usul kota Mekkah & Air Zam-Zam

Dikisahkan Nabi Ibrahim as beserta istinya Sarah dan khadamnya Hajar menetap di tanah Palestina.... Mereka hidup rukun beserta pengikutnya yang setia. Namun demikian, ada satu hal yang mengganjal hati Nabi Ibrahimas beserta istrinya Sarah.

Mereka sudah berusia lanjut namun belum juga dikaruniai seorang putra yang diharapkan dapat melanjutkan keturunannya.
Sarah mengusulkan kepada Nabi Ibrahim agar ia mengambil Hajar, khadamnya, menjadi istri.
Mudah-mudahan mereka bisa mendapat keturunan dari Hajar. Nabi Ibrahim menerima usulan tersebut, ia pun menikahi Hajar.

Dari perkawinannya dengan Hajar, lahirlah seorang putra yang diberi nama Ismail. Mereka sekeluarga diliputi kegembiraan....Demikian pula halnya
dengan Sarah, istri pertama Nabi Ibrahim as.
Namun, kegembiraan Sarah itu hanya sementara waktu. Sebab, tak lama kemudian hatinya mulai diserang suatu perasaan yang sulit dibayangkan.

Sarah merasa cemburu terhadap Hajar... Hatinya tak kunjung tenang, selalu gelisah, makan dan minum jadi tidak karuan rasanya.
Ia tidak tahan melihat kebahagiaan Hajar beserta anaknya.
Hal ini disampaikan terus terang oleh Sarah kepada Nabi Ibrahim as.
Ia mengusulkan agar Nabi Ibrahim as, Hajar beserta anaknya meninggalkannya sendiri, pergi ke tempat yang sejauh jauhnya agar tidak terlihat dan terdengar olehnya sedikitpun.

Dengan wahyu dari Allah,.. Nabi Ibrahim menerima usulan Sarah itu.
Nabi Ibrahim membawa Hajar beserta putranya mengembara, mengikuti ke mana kaki melangkah.
Tujuannya hanya pergi sejauh jauhnya dari tempat Hajar bermukim.

Setelah sekian lama berjalan, sampailah Nabi Ibrahim as di suatu lembah padang pasir yang sunyi.
Ia menerima wahyu agar meninggalkan istrinya Hajar beserta putranya di lembah itu....
Nabi Ibrahim as meninggalkan Hajar ditempat itu...di Padang pasir yang gersang,.. sunyi tidak ada tumbuh-tumbuhan maupun manusia seorangpun.

Nabi Ibrahim as menyampaikan pada Hajar agar ia beserta putranya menetap di tempat itu, sedang ia sendiri akan melanjutkan perjalanan kembali ke Palestina...
Hajar terkejut, ia merasa bahwa tempat itu adalah tempat yang sangat tidak layak baginya. Apalagi, beserta seorang bayi yang masih menyusu.

Hajar bertanya :
“Ya Ibrahim,.. mengapa engkau meninggalkan kami di lembah yang sunyi ini, lembah yang tidak ditumbuhi tanam tanaman dan tidak pula berpenghuni”.
Ibrahim as menjawab:
” Demikianlah Allah telah memerintahkan padaku”.
Hajar menjawab: “Ya Ibrahim, kalau itu adalah perintah Tuhanmu, maka tidak ada jalan lain selain mematuhinya. Allah tidak akan menyia-nyiakan kami Dialah sebaik baik pelindung dan sebaik baik penolong”.

Dengan hati yang berat, Ibrahim pun melanjutkan perjalanannya meninggalkan anak dan istrinya di lembah yang tandus, sunyi tidak ada tumbuh tumbuhan dan manusia seorang pun.
Nabi Ibrahim as berdoa sebagaimana di sebutkan dlm surat Ibrahim ayat 37 :

رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسۡكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيۡرِ ذِى زَرۡعٍ عِندَ بَيۡتِكَ ٱلۡمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ

ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجۡعَلۡ أَفۡـِٔدَةً۬ مِّنَ ٱلنَّاسِ تَہۡوِىٓ إِلَيۡہِمۡ وَٱرۡزُقۡهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٲتِ لَعَلَّهُمۡ يَشۡكُرُونَ

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. ( QS Ibrahim : 37 )

Tempat di mana Hajar dan Ismail ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim yang dikatakan padang pasir tandus tidak ada tanam tanaman dan tidak pula berpenghuni itu adalah kota Mekah yang sekarang.
Itulah asal mula berdirinya kota Mekah yang sekarang ini.
Hajar dengan bulat bulat menyerahkan dirinya pada Allah.
Ia yakin bahwa Allah akan menjamin segala kebutuhannya dilembah yang sunyi itu.

Dari hari ke hari, bekal yang dibawanya mulai menipis, persediaan air dan makanan sudah habis...Hajar terus menunggu di tengah teriknya matahari, dengan perut kosong dan haus yang mendera ia terus berdoa mengharap datangnya pertolongan Allah baginya.
Badan yang semula kuat berangsur mulai lemah, Sementara anaknya Ismail yang kehausan menangis dengan suara yang semakin lemah.

Dari jauh, Hajar melihat seolah-olah ada air yang tergenang di bukit Marwa.
Ia berlari meninggalkan putranya Ismail di bukit Safa.
Sesampainya di Marwah, ternyata air yang dilihatnya itu tidak ada...
Ia teringat anaknya dan bergegas kembali ke Safa, didapati anaknya tergeletak lemah, menangis kehausan.
Kembali ia lihat di arah bukit Marwah ada air yang tergenang. Ia kembali berlari kesana, namun sesampainya di Marwah ternyata air itu tidak ada.

Hajar bergegas kembali ke Safa menemui putranya Ismail yang tergeletak lemah.... Demikian terus ia lakukan sampai tujuh kali,....... berlari antara Bukit Safa dan Marwah.
Kejadian itu terus dikenang oleh semua orang yang melakukan ibadah haji dengan berjalan dan berlari kecil di antara Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali.

Dalam keadaan letih dan hampir putus asa,.. tiba tiba Hajar melihat pasir di kaki putranya basah dan berair.
Ia segera menggali pasir di kaki putranya itu,.ternyata semakin banyak air yang keluar...Ia pun terus menggali.

Tiba tiba memancarlah air yang jernih dan sejuk, ia terkejut dan berseru :
"zamzam, zamzam…zamzam…zamzam..!! yang berarti tenang… tenang.. tenanglah…”
Sarah segera mereguk air tersebut, menghilangkan rasa haus yang mendera. Di raupnya air tersebut dan diminumkan pada putranya Ismail.

Air yang sejuk berlimpah ruah keluar dari pasir yang digalinya itu, menjelma menjadi telaga dengan air yang sejuk dan jernih.
Telaga itu kita kenal sampai sekarang sebagai telaga zamzam, yang berada didalam masjidil Haram Makah.

Sebagai sumber air yang tidak pernah kering sampai sekarang memenuhi kebutuhan jemaah haji yang jumlahnya sampai jutaan orang.
Telaga yang muncul di tengah padang pasir yang tandus itu menarik perhatian burung yang terbang diangkasa.
Burung gurun pun ramai datang untuk minum ketempat itu.

Musyafir yang sedang berjalan di padang pasir melihat burung yang terbang berkelompok di angkasa....Mereka yakin di tempat burung itu tentu ada air.
Akhirnya rombongan musyafi rpun singgah di tempat Hajar dan putranya Ismail tersebut.

Lambat laun, tempat itu menjadi ramai oleh musyafir yang singgah, di antaranya ada yang bermalam dan menetap ditempat tersebut.
Tempat itu semakin ramai, akhirnya Hajar yang dituakan oleh para musyafir itu kehidupannya semakin baik.
Tempat itu kini kita kenal dengan nama kota Mekah, tempat berkumpul jutaan manusia setiap tahun untuk melaksanakan ibadah haji.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar anda atas blog kami sngat berguna buat perbaikan di kemudian hari.
tutur kata yang santun mencerminkan pribadi yg bijak.
terima kasih atas kunjungan dan komentarnya.