BAB I
PENDAHULUAN
Untuk menjelaskan skripsi yang berjudul “Usaha Guru Agama Islam dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar PAI Pada Siswa di SLTPN 3 Kuningan Jawa Barat”,
maka perlu untuk merumuskan penegasan
istilah secara operasional dari judul tersebut. Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya kesalahpahaman dalam penafsiran, maka penulis perlu untuk memberikan
batasan-batasan sebagai berikut:
Usaha
Usaha adalah kegiatan untuk
mengerahkan tenaga, pikiran, untuk mencapai suatu maksud.[1] Yang dimaksud usaha di
sini adalah suatu upaya atau ikhtiar yang dilakukan oleh guru agama Islam untuk
meningkatkan motivasi belajar PAI pada siswa SLTPN 3 Kuningan Jawa Barat.
Guru Agama Islam
Guru agama Islam adalah pendidik
yang mempunyai tanggung jawab sebagai guru agama dalam membentuk kepribadian
anak didik, serta mampu beribadah kepada
Allah.[2]
Kaitannya dengan judul di atas adalah bahwa guru agama merupakan guru yang
mengajar dan mendidik siswa di sekolah pada mata pelajaran PAI.
Meningkatkan
Meningkatkan berarti menaikkan (derajat, taraf), memperhebat (produksi), mempertinggi.[3] Konsep operasional dalam penelitian skripsi ini
adalah meningkatkan yang berarti menumbuhkan dan mendorong minat siswa untuk
belajar.
Motivasi
Motivasi berarti suatu tenaga (dorongan, kemauan) dari dalam yang
menyebabkan seseorang berbuat atau
bertindak yang mana tindakan itu diarahkan kepada tujuan tertentu yang hendak
dicapai.[4] Motivasi disini maksudnya
adalah suatu dorongan motif dalam diri seseorang yang mana dengan motivasi
tersebut akan menyebabkan aktif dan merasakan ada kebutuhan dalam melakukan
belajar, sehingga dengan demikian proses belajar mengajar akan berhasil secara
optimal. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama
didasari adanya motivasi, maka siswa yang belajar akan dapat melahirkan
prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan
tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
Belajar
Belajar adalah sebuah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang. Perubahan dari hasil
proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah
pengetahuan, pemahaman sikap dan tingkah laku, keterampilan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek
lain yang ada pada individu belajar.[5]
Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah suatu usaha berupa bimbingan dan asuhan
terhadap anak didik dengan tujuan agar dapat memahami dan mengamalkan
ajaran-ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai way of life (jalan
kehidupan).[6] Adapun yang di maksud dengan Pendidikan agama
Islam dalam penelitian ini adalah PAI
yang dirumuskan pada kurikulum untuk tingkat SLTP.
Siswa SLTPN 3 Kuningan Jawa Barat
Siswa yang di maksud di sini adalah siswa atau peserta didik yang
bersekolah di SLTPN 3 Kuningan yang mana sekolah ini adalah milik pemerintah di
bawah instansi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang berlokasi di Jl.
Pramuka No. 104 Kel. Purwawinangun Kec. Kuningan Jawa Barat.
Berdasarkan definisi operasional di atas, maka maksud dari judul skripsi ini adalah sebagai suatu penelitian lapangan
tentang usaha yang dilakukan oleh guru
agama Islam dalam mempengaruhi minat dan kecenderungan belajar pandidikan agama
Islam pada siswa SLTPN 3 Kuningan Jawa Barat, sehingga dengan adanya usaha guru
dalam menumbuhkan motivasi belajar
belajar ini diharapkan prestasi siswa semakin meningkat.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses secara sadar dalam membentuk anak didik untuk
mencapai perkembangannya menuju kedewasaan jasmani maupun rohani, dan proses
ini merupakan usaha pendidik membimbing anak didik dalam arti khusus misalnya
memberikan dorongan atau motivasi dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang
dihadapi siswa.
Dalam pendidikan motivasi merupakan salah satu faktor penunjang dalam
menentukan intensitas usaha untuk belajar dan juga dapat dipandang sebagai
suatu usaha yang membawa anak didik ke arah pengalaman belajar sehingga dapat
menimbulkan tenaga dan aktivitas siswa serta memusatkan perhatian siswa pada
suatu waktu tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi bukan saja menggerakkan tingkah laku tetapi juga dapat mengarahkan dan memperkuat tingkah laku.
Siswa yang mempunyai motivasi dalam pembelajarannya akan menunjukkan minat,
semangat dan ketekunan yang tinggi dalam belajarnya, tanpa banyak bergantung
kepada guru.
Motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non intelektual.
Peranannya yang khas yaitu dalam hal menumbuhkan gairah dalam belajar, merasa
senang dan mempunyai semangat untuk belajar sehingga proses belajar mengajar
dapat berhasil secara optimal.[7]
Berdasarkan sumbernya, motivasi belajar dapat dibagi menjadi dua yaitu (1)
motivasi intrinsik, yakni motivasi yang datang dari dalam peserta didik; dan
(2) motivasi ekstrinsik, yakni motivasi yang datang dari lingkungan di luar
diri peserta didik.
Dalam pengembangan pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah perlu diupayakan bagaimana agar dapat mempengaruhi
dan menimbulkan motivasi intrinsik melalui penataan metode pembelajaran yang
dapat mendorong tumbuhnya motivasi ekstrinsik dapat mendorong tumbuhnya
motivasi belajar dalam diri siswa. Sedangkan untuk menumbuhkan motivasi
ekstrinsik dapat diciptakan suasana lingkungan yang religius sehingga tumbuh
motivasi untuk mencapai tujuan PAI sebagaimana yang telah ditetapkan.[8]
Berkaitan dengan fungsi motivasi, S. nasution menjelaskan bahwa motivasi
dapat berfungsi sebagai:
1.
Mendorong manusia untuk berbuat sebagai penggerak atau motor yang melepaskan
energi.
2.
Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang
hendak dicapai
3.
Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan
perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan
itu, dengan mengesampingkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan itu.[9]
Memperhatikan fungsi motivasi yang sangat besar faedahnya bagi siswa dalam
proses pembelajaran, maka jelas fungsi guru agama sebagai motivator sangat
dibutuhkan, terlebih jika dikaitkan dengan proses pembelajaran yang terjadi di
sekolah umum khususnya SLTPN 3 Kuningan Jawa Barat, dimana waktu yang digunakan
adalah sangat terbatas yaitu 2 X 45 menit dalam seminggu. Hal ini menjadi
kendala dan problem dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pendidikan agama Islam. Problem lain yang
terjadi bahwa siswa cenderung kurang berminat terhadap mata pelajaran
pendidikan agama Islam, disamping proses pembelajaran yang kelihatan kurang
maksimal diminati siswa, sehingga hasilnya tidak sesuai dengan tujuan yang
dirumuskan.
Anak didik adalah makhluk yang memiliki kreatifitas dan serba aktif yang
menuntut agar dalam pendidikan anak benar-benar dibimbing dan diarahkan agar ia
dengan sendirinya juga menampakkan kreatifitasnya. Di dalam proses belajar
mengajar anak harus diperhatikan dan diposisikan sesuai dengan kemampuannya,
serta pendidikan hendaknya lebih bersifat menolong berkembangnya pikiran
kritis, tidak hanya berupa pemberian materi pelajaran yang tidak memenuhi
kepada apa yang dibutuhkan anak.[10]
Berkaitan dengan masalah pendidikan ini peranan guru agama Islam SLTPN 3
Kuningan besar sekali pengaruhnya terhadap keberhasilan pelaksanaan proses
belajar mengajar pendidikan agama. Sebagai seorang guru agama Islam, hal tersebut merupakan
tantangan pertama dalam menumbuhkan peningkatan minat dan motivasi belajar
siswa terhadap mata pelajaran agama serta membantu memecahkan kesulitan siswa
terutama dalam kegiatan kurikuler.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasar pada uraian di atas, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Keadaan motivasi belajar siswa pada bidang studi
pendidikan agama Islam di SLTPN 3 Kuningan Jawa Barat cukup baik, hal ini terbukti
bahwa siswa memiliki motifasi kuat
mengikuti mata pelajaran agama Islam, walaupun masih ada sebagian kecil siswa
yang kurang memperhatikan guru ketika menyampaikan materi pelajaran tersebut.
Usaha-usaha yang telah ditempuh oleh guru agama Islam
SLTPN 3 Kuningan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada bidang studi
pendidikan agama Islam diantaranya:
Mengadakan kegiatan intra kurikuler yaitu dengan cara:
Dengan menumbuhkan dan meningkatkan perhatian dan
konsentrasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar agama Islam.
Dengan menumbuhkan semangat belajar agama Islam
sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar dalam diri siswa baik di kelas
maupun di luar kelas.
Dengan mendorong siswa dan memberi kesempatan untuk
ikut berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar agama Islam.
Dengan menggunakan metode yang variatif yang dapat
menciptakan kondisi kelas yang aktif sehingga tercapainya tujuan proses belajar
mengajar.
Menumbuhkan kesadaran diri siswa akan penting dan
manfaatnya pendidikan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari di dunia maupun
kehidupan kelak di akhirat.
Mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan di luar jam
pelajaran sekolah/ kegiatan ekstra kurikuler yang bertujuan untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa seperti:
a. Yasinan, yang dilaksanakan setiap hari Jum`at
sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung.
b. Peringatan
hari-hari besar Islam seperti peringatan maulid Nabi SAW atau isra` mi`raj
dengan mendatangkan penceramah dari luar.
c. Shalat berjama`ah yang dilaksanakan setiap hari
terutama shalat dzuhur serta shalat jum`at di sekolah.
d. Studi Islam Intensif, kegiatan keagamaan kerjasama
antara sekolah dan remaja mesjid Syiarul Islam Kuningan ini dilaksanakan pada
tiap hari Minggu.
3. Hasil
dari usaha guru agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar agama pada siswa baik, meliputi:
a. Ada
peningkatan motivasi belajar agama pada siswa
b. Antusiasnya siswa dalam mengikuti
kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan
diluar jam mata pelajaran sekolah.
c. Banyaknya sisi yang memakai jilbab di
sekolah.
Saran- saran
Bagi kepala sekolah
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah
dirumuskan, hendaknya lebih meningkatkan kerjasama terutama dengan guru, orang
tua wali dan masyarakat serta semua komponen yang ada di sekolah sehingga
kegiatan- kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif dan efisien
serta memudahkan dalam pencapaian tujuan pendidikan yang maksimal.
Dalam upaya membentuk siswa yang berakhlak mulia,
selalu maju dalam prestasi dan terampil sesuai dengan visi SLTPN 3 Kuningan,
hendaknya ada sistem integrasi pembelajaran agama dalam semua mata pelajaran.
Dengan demikian semua guru akan lebih memiliki rasa tanggung jawab dalam
menanamkan nilai agama Islam.
Bagi guru agama Islam
Guru hendaknya memperlakukan siswa sesuai dengan
perkembangan psikologis siswa terutama dengan tingkat perkembangan jiwa dan
agama siswa.
Guru dalam membina kepribadian siswa hendaknya diikuti
dengan contoh atau teladan yang nyata dari guru (suri tauladan yang baik).
Guru hendaknya meningkatkan kompetensi profesional
sebagai seorang pengajar, sehingga akan menciptakan suasana belajar yang
kondusif dan menyenangkan dan siswa akan lebih termotivasi untuk lebih giat
belajar agama.
Guru hendaknya selalu membuat persiapan pengajaran,
sehingga kegiatan belajar mengajar dapat terarah sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
3. Bagi
Siswa
Hendaknya siswa lebih tekun lagi belajar, khususnya
belajar agama Islam, baik itu di sekolah maupun di luar sekolah. Karena agama
adalah merupakan bagian yang paling mendasar bagi manusia sebagai pegangan
hidup baik di dunia maupun di akhirat.
4. Bagi
sekolah
Sekolah hendaknya melengkapi sarana prasarana
pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam, karena dengan
kelengkapan sarana prasarana yang ada di sekolah akan sangat membantu siswa
dalam meningkatkan motivasi belajarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda atas blog kami sngat berguna buat perbaikan di kemudian hari.
tutur kata yang santun mencerminkan pribadi yg bijak.
terima kasih atas kunjungan dan komentarnya.