ويقوم
هذه ناقة ٱلله لڪم ءاية فذروها تأڪل فى أرض ٱلله ولا تمسوها بسوءفيأخذكم عذاب قريب "
Hai kaumku, inilah unta
betina dari Allah sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab
itu biarkanlah ia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan
gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat. "(QS.
Hud: 64). Nabi Shaleh as bin
Ubaid bin 'Ashif bin Masih bin 'Abid bin Hazir bin Samud bin Amir bin Irim bin
Syam bin Nuh Ia hidup sekitar
tahun 2150-2080 SM adalah salah seorang Nabi dan Rasul dalam agama Islam yang
diutus kepada kaum Tsamud. Ia
diangkat menjadi nabi pada tahun 2100 SM.
Nabi
Shaleh as merupakan anak tertua dan memiliki dua orang adik yang bernama Aanar
dan Ashkol Dia telah diberikan
mukjizat yaitu seekor unta betina yang dikeluarkan dari celah batu dengan izin
Allah yakni untuk menunjukkan kebesaran Allah kepada kaum Tsamud. Sayangnya kaum Tsamut masih
mengingkari ajaran Shaleh, mereka membunuh unta betina tersebut
. Akhirnya kaum Tsamud dibalas dengan
siksaan yang sangat dahsyat yaitu dengan satu tempikan dari Malaikat Jibril
yang menyebabkan tubuh mereka hancur berai.Kaumnya bernama "Tsamut"
nama yang dibangsakan kepada kakeknya yang bernama Tsamut bin Amir bin Iram bin
Sam bin Nuh. Jadi Nabi Shaleh itu
adalah keturunan Nuh AS yang keenam. Tsamut adalah suku yang merupakan
bagian dari bangsa Arab oleh ahli sejarah dan ada pula yang menggolongkan
mereka ke dalam kaum Yahudi. Kaum
ini tinggal di dataran bernama "Al Hijr" terletak antara Hijaz dan
Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai oleh suku Aad yang telah
binasa karena dilanda angin topan yang dikirim oleh Allah sebagai pembalasan
atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Hud. Kemakmuran dan kemewahan hidup serta
kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh suku Aad telah diwarisi
oleh kaum Tsamut. Tanah-tanah
yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah, ... binatang-binatang perahan dan lemak
yang berkembang biak, ..kebun-kebun bunga yang indah, ... bangunan rumah-rumah yang didirikan di
atas tanah yang rata dan dipahatnya dari gunung. Semuanya itu menjadikan mereka hidup
tenteram, sejahtera, dan bahagia, merasa aman dari segala gangguan alam dan
mengaku bahwa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak keturunan
mereka. Kaum Tsamut tidak
mengenal Tuhan .... Tuhan mereka
adalah berhala-berhala yang mereka sembah dan puja, kepadanya mereka berkorban,
tempat mereka meminta perlindungan dari segala bala dan musibah dan
mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan. Mereka
tidak dapat melihat atau memikirkan lebih jauh dan apa yang dapat mereka
jangkau dengan pancaindera. Nabi
Shaleh AS berkata kepada kaumnya,: "Wahai
kaumku, sembahlah Allah, yang tiada Tuhan lain untuk kalian selain Dia."
(QS. Hud: 61). Kalimat yang sama
yang disampaikan oleh para Nabi. Kalimat
tersebut tidak pernah berubah, sebagaimana kebenaran juga tidak pernah berubah. Nabi Shaleh AS menyatakan, tuhan yang
mereka sembah, yakni patung-patung dan berhala itu, tidak memiliki nilai
apa-apa. Nabi lalu melarang
mereka untuk menyembah dan meminta kepada kaumnya agar hanya menyembah Allah
SWT. Rupa-rupanya seruan dan
dakwah Nabi Shaleh AS itu cukup menggemparkan kaumnya. Mereka terkejut dengan apa yang
dikatakannya. Mereka tidak
percaya, kenapa tiba-tiba ada sebagian dari bangsa Tsamud yang melarang mereka
menyembah berhala. Padahal
kebiasaan ini sudah berlangsung lama dan mereka mewarisinya dari nenek moyang
mereka. Yang lebih mengagetkan
mereka, kenapa yang menyampaikan berita tersebut justru Shaleh, orang yang
selama ini mereka anggap dan sangat terkenal karena kejujuran dan kebaikannya. Kaumnya sangat menghormatinya, karena
Shaleh dikenal memiliki keluasan ilmu, kematangan akal, dan kejernihan hati. Dan mereka sangat berharap kelak dia
akan bersedia menjadi pemimpin mereka. "Hai
Shalih , sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang diantara kami yang kami
harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh
bapak-bapak kami? Dan
sesungguhnya kami benar-benar dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama
yang kamu serukan kepada kami. "(QS. Hud: 62). Lebih keras lagi sebagian pemuka
kaumnya berkata,: "Alangkah
celakanya! Kami tidak berharap
engkau mencela tuhan-tuhan kami yang kami menemukan orangtua-orangtua kami
menyembahnya! " Demikianlah
kaum Nabi Shalih AS merasa bingung berhadapan dengan kebenaran.Mereka heran
terhadap saudara mereka, Shaleh yang mengajak mereka untuk menyembah Allah SWT. Mengapa bisa demikian ..? Tidak lain, karena mereka tidak
memiliki alasan dan pemikiran yang benar. Mereka
hanya beralasan bahwa kakek-nenek mereka menyembah tuhan-tuhan berhala
sebagaimana yang mereka lakukan sekarang. Mereka
hanya mengikuti secara membabi buta, alias taklid, sehingga mereka terjerumus
ke dalam kekufuran dan kesesatan. Di
tengah-tengah kekufuran kaumnya itulah, Allah mengutus seorang Nabi , yakni
Nabi Shaleh AS. Ia
diutus untuk menghilangkan taklid buta itu. Sebagai
gantinya, Nabi Shaleh menyebarkan akidah Tauhid, untuk membebaskan segala
pikiran dan belenggu kesesatan. : "Hai kaumku, sembahlah Allah,
sekali-kali tiada tuhan bagimu selain Dia." (QS. Hud: 61). Namun demikian, meskipun disampaikan
dengan penuh ketulusan, kasih sayang dan cinta, dakwah Nabi Shaleh AS tetap
saja ditentang oleh kaumnya.Mereka meragukan dakwahnya. Mereka mengira, Nabi Shaleh telah
terkena sihir sehingga menyampaikan dakwah yang terasa asing di telinga
kaumnya. Mendapat perlawanan dari
kaumnya, Nabi Shaleh tidak putus asa, bertahun-tahun ia terus menyampaikan
ajaran-ajarannya. Ia sabar dan
tabah menerima segala cobaan dari kaumnya. Biarpun
tidak banyak, Nabi Sahleh akhirnya memiliki pengikut ini. Mereka kebanyakan adalah orang-orang
miskin. Kisah Nabi Shaleh AS dan
Unta BetinaKenyataan tersebut membuat para pemimpin masyarakat Tsamud gusar.Mereka
lalu mencari akal, bagaimana cara mempengaruhi pengikut Nabi Shaleh itu ... Mereka menginginkan agar Nabi Shaleh
tidak memiliki pengikut sama sekali .... Caranya
adalah menentang Nabi Shaleh AS untuk membuktikan kemampuannya mendatangkan
mukjizat. Menurut pendapat
mereka, kalau Nabi Shaleh itu tidak dapat menunjukkan suatu Mukjizat, tentulah
pengikutnya akan menjauhinya. Para pemuka masyarakat Tsamud lalu mendatangi Nabi
Shaleh. : "Hai Shaleh, kalau engkau
benar-benar seorang Nabi, perlihatkanlah kami suatu Mukjizat ..!Kalau tidak,
niscaya kamu pembohong ..! "Kata salah seorang pemuka masyarakat itu. Nabi Shaleh AS memang tidak mampu
mendatangkan suatu Mukjizat, akan tetapi ia yakin, kalau itu Persyaratan agar
kaumnya mau mengikuti ajarannya, ia akan memohon kepada Allah SWT. Ia percaya Allah SWT pasti akan
mengabulkan permohonannya. "Akan
kutunjukkan kepadamu suatu Mukjizat! Tetapi
dengan satu syarat, kalian semua harus mengikuti menyembah Allah! "Kata
Nabi Shaleh AS. Ia mengajukan
persyaratan itu kepada tokoh-tokoh masyarakat, kondisi itu mereka setujui, ia
yakin kalau pemuka-pemuka masyarakat sudah bertobat dan menyembah Allah, rakyat
akan mengikutinya. Nabi Shaleh
lalu berdoa sepenuh hati kepada Allah. : "Ya Tuhanku ..! Kaumku tetap mendustakan kenabianku. Hanya sedikit orang yang mau mendengar
kata-kataku. Untuk meyakinkan
mereka, sudilah Engkau memberikan kepadaku suatu Mukjizat sebagai tanda
kebenaranku. Mudah-mudahan mereka
akan mengikuti di jalan-Mu yang lurus! " Allah
mengabulkan permohonan Nabi Shaleh
AS. seekor unta betina yang luar biasa
indahnya akan muncul dari puncak bukit. Unta
itu gemuk, sehat dan bagus sekali. Belum
pernah ada unta seindah itu dipermukaan bumi ini.Unta itu memiliki air susu
yang tidak habis-habisnya. Setiap
orang bisa mengambil air susunya. Akan
tetapi unta itu harus dibiarkan bebas berkeliaran. Ia tidak bisa diganggu. Dan pada hari-hari tertentu unta itu
harus diberi kesempatan untuk minum sepuas-puasnya pada sumur penduduk. Ilham yang diturunkan oleh Allah itu
diberitahukannya kepada para pemuka masyarakat Tsamud. Lalu Nabi Shaleh menyuruh mereka
berkumpul di kaki sebuah bukit di pinggiran kota Alhijir. Para
pemuka masyarakat dan penduduk pun banyak berkumpul di kaki bukit itu. Mereka semua ingin menyaksikan
keajaiban yang akan diperlihatkan oleh Nabi Shaleh AS. Setelah penduduk berkumpul semuanya,
Nabi Shaleh berdoa, menadahkan tangannya ke langit. Selesai berdoa, kilat
menyambar-nyambar di puncak bukit itu. Kilat
itu terang sekali, cahayanya sangat menyilaukan. Tak lama kemudian di puncak bukit itu
bergemuruh. Tanah terguncang
seperti gempa. Tiba-tiba puncak
bukit itu terbelah.Bersamaan dengan itu, seekor unta betina yang sangat indah
keluar dari dalam tanah. Unta itu
berdiri dengan megahnya. Para pemuka masyarakat dan semua yang hadir sama-sama
tercengang. Unta itu lalu turun
dari atas bukit, langsung menuju sumur penduduk. Ia minum sepuas-puasnya. Benar seperti yang dikatakan Nabi
Shaleh AS, Unta itu selalu
mengeluarkan air susu yang tidak habis-habisnya. Kepada semua penduduk, Nabi Shaleh
mengatakan agar menjaga unta itu, lalu berseru,:"Hai kaumku, inilah unta
betina dari Allah sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab
itu biarkanlah ia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan
gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat. "(QS.
Hud: 64).Tetapi apakah dengan Mukjizat unta itu mereka akan mengakui kebesaran
Allah ..? Ternyata tidak ..! Para
pemuka masyarakat itu malah menuduh Nabi Shaleh tukang sihir. Namun, sejak peristiwa itu, pengaruh
Nabi Shaleh di kalangan kaumnya makin besar. Para
pengikutnya semakin yakin akan kebenaran yang diajarkan Nabi Shaleh AS. Pengikutnya pun makin bertambah. Sementara itu Unta yang dalam
Al-Qur'an disebut Naqatullah, Unta Allah, bebas berkeliaran. Penduduk takut mengganggunya. Mereka takut akan azab yang di
ancamkan oleh Nabi Shaleh AS. Peristiwa
tersebut sangat mencemaskan para pemuka masyarakat Tsamud. Hal itu tidak bisa dibiarkan. Unta itu jadi perlambang kemenangan
Nabi Shaleh AS, maka itu harus segera dilenyapkan. Nabi Shaleh AS dan Siasat Janda Cantik Para pemuka kaum Tsamud lalu
mengadakan persekongkolan. Mereka
menjalankan siasat busuk lagi hina.Seorang janda kaya raya lagi sangat cantik,
bernama Shaduk binti Mahya dijadikan sebagai umpan. Perempuan itu mengumumkan kepada
penduduk bahwa ia bersedia menyediakan dirinya kepada laki-laki manapun yang
dapat membunuh unta Nabi Shaleh itu. Ushadda
bin Muharrij, seorang pemuda kekar yang sangat pemberani menyatakan
kesanggupannya membunuh unta itu. Bahkan
ia mau melakukan apa saja, asal ia dapat memperoleh janda yang kaya raya lagi
molek itu. Ada lagi seorang tua yang memiliki beberapa
gadis cantik. Di hadapan para
pemuka Tsamud ia mengatakan bahwa ia akan menyerahkan seorang gadisnya kepada
Gudar bin Salif kalau ia mau membunuh unta Nabi Shaleh AS. Gudar memang seorang pemberani. Tentu saja ia menyanggupi karena ia
ingin sekali menyunting gadis itu Mushadda
dan Gudar mencari tujuh orang teman lagi. Mereka
pun lalu pergi mencari unta itu. Kebetulan
unta tersebut sedang menuju sebuah sumur. Para pembunuh itu lalu bersembunyi dalam semak-semak. Saat unta melintas di depan mereka,
Mushadda membidikkan panahnya, paha unta itu kena.Unta itu menjerit kesakitan
dan berlari, akan tetapi Gudar dengan cepat melompat. Pedangnya ditikamkan ke perut unta
itu. Unta itupun roboh dengan
pekikan yang menyedihkan. Ususnya
berhamburan. Tak lama kemudian
unta itu mati. Mushadda dan Gudar
menunggu dengan hati berdebar. Apakah
akan terjadi sesuatu setelah unta itu terbunuh ..?Bukankah Nabi Shaleh telah
menyatakan akan datang azab tuhan kalau unta itu dibunuh ..? Mereka menunggu beberapa lama, namun
tidak terjadi apa-apa Legalah hati mereka. Mereka
lalu kembali ke kota.Sepanjang jalan mereka berteriak-teriak, memberitahukan
bahwa unta Nabi Shaleh telah mereka bunuh. Mereka
merasa dirinya sebagai pahlawan. Mereka
disambut dan dielu-elukan oleh para pemuka masyarakat Tsamud. Pada saat itu juga mereka mendatangi
Nabi Shaleh AS. "Hai
Shaleh, kami telah membunuh untamu itu! Datangkanlah
azab yang kau ancamkan kepada kami itu! Kalau
tidak, tentulah kau hanya pembohong besar! Kata
mereka dengan pongahnya. "Aku
telah bersusah payah mengajak kalian ke jalan yang benar, tetapi kalian tetap
menjadi orang yang durhaka kepada Allah. Aku
sudah memperingatkan kalian agar tidak menggnggu unta itu, karena unta itu
adalah unta Allah, yang hanya mendatangkan keuntungan bagi kalian, tetapi
sekarang ia kalian bunuh. Sekarang
kalian malah minta agar azab Allah segera dijatuhkan kepada kalian. Sesungguhnya kalian memang patut
dibinasakan, karena kalian hanya membuat kerusakan dan membuat kekacauan.
" Setelah itu Nabi Shaleh
menyuruh mereka pulang. : "Tunggulah azab Tuhan yang akan
segera datang. Akan datang petir
mengguntur dari langit. Rumah-rumah
kalian akan runtuh dan mayat kalian akan bergelimpangan di dalamnya. Akan tetapi untuk mereka yang
mengikuti menyembah Allah akan selamat. Tunggulah! Pulanglah kerumah kalian masing-masing.Bersenang-senanglah
kalian selama tiga hari, setelah itu kalian akan binasa semuanya! " "Hai Shaleh, mengapa harus tiga
hari? Kalau engkau memang
kekuasaan, datangkanlah sekarang juga! Kami
ingin melihatnya segera! " Lalu
Nabi Shaleh menjawab. : "Sungguh kalian ini menjadi orang
yang paling durhaka di muka bumi. Neraka
jehanamlah yang pantas menjadi tempat kalian kelak. Tunggulah azab itu pasti datang dan
tidak satupun diantara kalian yang akan selamat. Tidak ada yang dapat menolong kalian. Apalagi berhala kalian itu. Bukan aku yang mendatangkan azab,
tetapi tuhanku, Azza wa jalla! " Penangguhan
waktu tiga hari itu membuat bangsa Tsamud menjadi sangat gelisah. Rupanya Nabi Shaleh AS bermaksud
memberi kesempatan berpikir untuk kaumnya yang durhaka itu. Namun gratis saja, mereka bukannya
sadar dan bertobat, tapi malah merencanakan untuk membunuh Nabi Shaleh AS.Mashadda
dan Gudar dan ketujuh temannya, pada malam pertama menjelang hari kedua
mendatangi rumah Nabi Shaleh AS. Mereka
berikrar akan membunuhnya malam itu. Akan
tetapi Allah melindungi utusan-Nya. Batu-batu
besar berjatuhan dari langit menimpa kepala mereka satu persatu. Mereka bersembilan mati saat itu juga. Nabi Shaleh akhirnya memutuskan tidak
ada lagi gunanya tinggal bersama orang-orang durhaka itu. Sehari sebelum turunnya azab,
berangkatlah Nabi shaleh AS bersama pengikutnya meningglkan Alhijir, negeri
mereka, menuju tanah Palestina. Tatkala
Nabi Shaleh dan pengikutnya sudah berada di tempat aman, tampaklah awan hitam
yang sangat tebal menggantung di atas kota
kaum Tsamud. Kemudian
terdengar suara mengguntur sangat dahsyat di langit. Petir dan halilintar menyambar dan
meruntuhkan seluruh bangunan dan kebun mereka. Bangsa Tsamud yang durhaka kepada
Allah SWT itu semuanya binasa. Terbakar
hangus laksana rumput kering. Bumi
pun berguncang keras sekali dan akhirnya tempat itu meledak dengan suara yang
sangat dahsyat. Semuanya menjadi
abu, beterbangan di tiup angin. "Celakalah
azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Sesungguhnya
kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur. Maka jadilah mereka seperti rumput
kering (yang di kumpulkan oleh) yang punya kandang binatang. "(QS.
Al-Qomar: 30-31). Bangsa Tsamud
dan peradabannya lenyap, seperti tidak pernah ada di permukaan bumi. Mereka hancur sebelum mengetahui apa
yang terjadi. Yang tinggal
hanyalah sejarahnya yang di nukilkan dalam kitab suci, agar menjadi peringatan
bagi umat manusia sesudahnya.Sedangkan orang-orang yang beriman bersama Nabi
Shaleh AS, telah meninggalkan tempat itu sehingga mereka selamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda atas blog kami sngat berguna buat perbaikan di kemudian hari.
tutur kata yang santun mencerminkan pribadi yg bijak.
terima kasih atas kunjungan dan komentarnya.