Dalam kehidupan sehari – hari, kita sering
mendengar kata tawakal. Bagisebagian
orang telah mengerti makna dari kata tawakal tersebut, namun sebagian orang
lainnya belum paham mengenai makna dari tawakal Sebagian
orang menganggap bahwa tawakkal adalah sikap pasrah tanpa melakukan usaha sama
sekali. Contohnya dapat kita lihat pada sebagian pelajar yang keesokan harinya
akan melaksanakan ujian. Pada malam harinya, sebagian dari mereka tidak sibuk
untuk menyiapkan diri untuk menghadapi ujian besok namun malah sibuk dengan
main game atau hal yang tidak bermanfaat lainnya. Lalu mereka
mengatakan,”Saya pasrah saja,
paling besok ada keajaiban.”
Apakah semacam ini benar-benar disebut
tawakkal?! Al Quran sebagai sumber petunjuk
telah lengkap menerangkan di dalam beberapa ayat mengenai tawakal.Dalam
makalah ini diterangkan beberapa ayat yang mendasari makna tawakal. Dalam
setiap ayat memiliki pengertian masing-masing terhadap tawakal. Hal itu karena
perbedaan situasi saat diturunkan ayat-ayat tersebut,Semoga pembahasan kali ini
dapat menjelaskan pada pembaca sekalian mengenai tawakkal yang sebenarnya dan
apa saja faedah dari tawakkal tersebut.
A. Pengertian
Tawakal Secara Umum
Tawakal adalah tahapan
ketika seorang hamba telah melalui fase ikhtiar.Sebuah fase yang menuntut untuk berusaha dan
bekerja dengan bersungguh-sungguh dan sempurna. Baru setelah itu menyerahkan
hasil dan buah amal kerja hanya kepada Allah
Azza wa Jalla, Dzat yang menjadi wakil atas segala urusan dan keperluan.Seorang
hamba yang memahami makna tawakal akan meyakini bahwa tidak ada yang sia-sia
atas segala amal yang telah dilakukan. Meskipun cita-cita dan harapan dariamal
kerjanya belum tercapai sempurna. Sebab dalam pemahaman mereka, beramalsebaik-baiknya
adalah kewajiban sebagai hamba, sedangkan urusan hasil adalah
hak sepenuhnya dari Yang Mahakuasa
B. KEUTAMAAN
ORANG YANG TAWAKAL
1. Dapat membuktikan keimanan yang benar
Orang yang
bertawakal kepada Allah swt merupakan orang yang dapat membuktikan keimanannya, karena salah satu ciri
orang beriman adalah bertawakal kepada Allah swt.
2. Memperoleh jaminan rezeki
Rasulullah
saw bersabda :
“Seandainya
kalian bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang sebenar-benarnya, kalian pasti diberi rezeki sebagaimana burung diberi
rezeki, ia pergi pada pagi hari dalam keadaan perut kosong, kemudian pulang
pada sore harinya dalam keadaan kenyang.”[1]
(HR
Tirmidzi)
3. Memperoleh kecukupan dari apa yang dibutuhkan
Orang yang
bertawakal kepada Allah akan dicukupkan apa yang menjadikeperluannya dalam
hidup. Bila dari sisi jumlah tidak cukup, paling tidak dengan bertawakal
itu dia akan merasa cukup dengan apa yang diperolehnya.Allah swt berfirman :
“Barangsiapa bertawakal kepada Allah niscaya Dia akanmencukupkan
(keperluan)nya” (ath-Thalaaq : 3)
4. Tidak dikuasai setan
Orang yang bertawakal tidak bisa digoda apalagi dikuasai oleh setan.Sebab,
bagaimana mungkin setan dapat menggoda orang-orang yang begitu dekat dan
terikat kepada Allah swt sebagaimana dalam firmanNya :
“Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yangberiman dan
bertawakal kepada Tuhan.” (an-Nahl : 99)
5. Menghargai usaha yang dilakukan
Saat
seseorang berusaha lalu tidak mencapai hasil yang diharapkannya kadang dia
merasa sia-sia atau percuma saja berusaha bila hasilnya hanya demikian. Sikap
ini disebabkan oleh tidak bertawakalnya dia kepada Allah Swt. Bila dia bertawakal, maka dia akan menerima
apa yang sudah di perolehnya dan mensyukurinya. Namun, lain halnya
dengan orang yang bertawakal, bila belum memuaskan seperti yang dia harapkan,
maka dia akan berusaha lagi dengan usaha yang lebih maksimal. Dapat dipahami
bahwa bila pekerjaan atau usaha dirinya sendiri saja sudah tidak dihargai,
bagaimana mungkin dia bisa menghargai pekerjaan orang lain, apalagi bila
pekerjaan itu tidak mencapai hasil yang di inginkan nya.
6. Dicintai Allah swt
Setiap muslim pasti ingin dicintai Allah swt. Salah satu orang yang dicintai
Allah adalah orang yang bertawakal kepada Allah swt.
QS. Ali
Imron : 121 – 122 (Tawakal dalam Peperangan)
“Dan (ingatlah), ketika engkau (Muhammad) berangkat pada pagi hari
meninggalkan keluargamu untuk mengatur orang-orang beriman pada pos-pos pertempuran.
Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui, ketika dua golongan dari pihak kamu
ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong mereka.Karena itu,
hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.” (Ali Imron :
121-122)
Perang
merupakan sesuatu yang sedapat mungkin dihindari oleh manusia,karenanya
Rasullullah SAW dan para sahabatnya lebih memilih hijrah ke Madinah ketimbang
menimpali permusuhan orang-orang kafir di Mekah. Namun, ketika sudah berhijrah
ternyata orang-orang kafir itu tetap ingin berperang. Bila sudah demikian,kaum
muslimin harus mau berperang, bahkan Allah mewajibkan nya. Oleh karena itu,kesiapan berperang harus dilakukan oleh kaum
muslimin, baik persiapan yang bersifat fisik, mental, pendanaan,
maupun keterampilanan berperang serta dibarengi dengan permohonan kepada Allah
swt agar memperoleh kemenangan.Sesudah
persiapan yang matang dan doa yang sungguh-sungguh, kaum muslimin maju ke medan perang tanpa ada perasaan
takut sedikit pun terhadap musuh. Hasil dari perang ini diserahkan
kepada Allah swt. Inilah yang disebut dengan
tawakal
dalam berperang. Seperti pada firman Allah swt dalam surah Ali Imran 121-122
yang tersebut di atas.
QS. Yusuf : 67 (Tawakal Terhadap Nasib)
Bertawakal
dalam hal nasib atau bagian yang kita dapatkan dalam kehidupanini adalah meyakini sepenuhnya bahwa apapun yang
kita dapatkan, banyak atausedikit, itu semua adalah ketentuan Allah Yang
Maha Bijaksana dan harus kita terima dengan hati yang lega. Misalnya ketika
kita ingin menjadi pejabat atau memiliki pekerjaan
dengan berpenghasilan besar, kemudian kita berupaya keras dengan memenuhi
syarat berupa pendidikan atau lainnya. Setelah ini, baru kita bertawakal dengan
percaya sepenuhnya bahwa terkabul atau tidaknya harapan itu semata-mata Allah
swt yang menentukan. Dengan demikian batin kita akan terkendali dan tenang.Tidak
perlu adanya keluh kesah, tidak perlu adanya sakit hati dan muncul dugaan
ketidak adilan atas apa yang diterima, atau bahkan hujatan terhadap ketentuan
Allah SWT. Tawakal terhadap nasib tergolong ke dalam tawakal menerima ketetapan
hukum dan takdir Allah. Allah berfirman :
Ya’qub
berkata, “Hai anak-anakku, janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu
pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang
berlain-lain. Meskipun demikian, Aku tiada dapat melepaskan kamu barang
sedikit pun dari pada(takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah
hak Allah: kepada-Nya lah Aku
bertawakal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakal,berserah
diri.” (Yusuf : 67)
Pelajaran
Nabi Ya’qub kepada putra-putra nya adalah bahwa mereka harus berusaha sepenuh hati dalam mengejar keinginannya.
Namun, hal ini juga harus diikuti kesadaran penuh bahwa kendali
semuanya itu ditangan Allah swt. Sebagai bukti bahwa kita adalah hamba Allah
yang beriman, kita harus pasrah dan menerima apapun keputusan-Nya kepada kita. Kita tidak boleh sakit hati dan merasa
kesal meskipun mungkin yang terjadi tidak sesuai yang diinginkan
QS.
An-Nahl : 41-42 (Tawakal Mendatangkan Kesabaran)
Sabar
merupakan salah satu kata yang sering diucapkan namun berat
untuk dilaksanakan. Padahal kesabaran sangatlah dibutuhkan dalam kehidupan
kita. Sabar dapat berarti tekun dan ulet dalam mengejar sebuah keinginan, atau
kuat dan teguh dalam menghadapi ujian dan cobaan.Islam mengajarkan kepada kita
bahwa salah satu cara untuk mendapatkan sifat sabar adalah dengan cara
bertawakal kepada Allah swt. Seperti firman Allah :
“Orang-orang
yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti kami akan memberikan
tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Sesungguhnya pahala di akhirat
adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang
sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakal.”
( an-Nahl : 41-42)
Ayat ini turun pada saat kaum muslimin di Mekah banyak mendapatkan penganiayaan
dari kaum kafir Quraisy. Mereka mendapatkan ujian baik lahir maupun batin.
Lahir berupa ketahanan fisik menghadapi siksaan, kekurangan pangan atau
penganiayaan. Sedangkan batin, berupa kekuatan akidah karena cemoohan,
celaan,dan tantangan-tantangan terhadap siapa mereka akan berlindung, dan
apakah Allah dapat melindungi mereka. Sedangkan pada saat itu, keimanan mereka
masih baru,sehingga mudah goyah. Oleh sebab itu, turunlah ayat untuk berhijrah.
Sebuah solusi untuk terhindar dari
penganiayaan kaum kafir. Hijrah ini sebagai ikhtiar, usaha menghindarkan diri
dari kerusakan, penganiayaan. Selanjutnya, hanya dengan bertawakal
kepada Allah swt, memasrahkan diri hanya kepada Allah. Kepasrahan ini
menanamkan kesabaran di dalam diri setiap muslim. Sabar bahwa ini semua adalah
ujian. Keadaan ketika dianiaya ini adalah cobaan yang sedang dilalui. Allah
pasti akan memberikan ganjaran bagi mereka yang tetap teguh menghadapi ujian
itu. Mereka akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
C. PANDANGAN
AYAT-AYAT LAIN TERHADAP TAWAKAL
Ø QS.
Asy-syura : 10 (Tawakal dalam perselisihan )
Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, Maka putusannya (terserah)kepada
Allah. (yang mempunyai sifat-sifat demikian) Itulah Allah Tuhanku.
kepada- Nya lah aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali.”
Ø QS.Al-Anfal
: 61 (Tawakal dalam Perdamaian)
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang
Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
Ø Tawakal
dalam BerdakwahQS. At-Taubah : 128-129
“Sungguh
telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa
olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan)bagimu,
Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan), Maka Katakanlah:
"Cukuplah Allah bagiku;tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya
aku bertawakkal dan Dia adalahTuhan yang memiliki 'Arsy yang agung.”
QS. Yunus : 71-72
“Dan
bacakanIah kepada mereka berita penting tentang Nuh di waktu Dia berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, jika
terasa berat bagimu tinggal(bersamaku) dan peringatanku (kepadamu)
dengan ayat-ayat Allah, Maka kepada Allah-lah aku bertawakal, karena itu
bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk
membinasakanku). kemudian janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan
janganlah kamu memberi tangguh kepadaku. Jika kamu berpaling (dari
peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun dari padamu.
Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku Termasuk golongan orang-orang yang berserah diri(kepada-Nya).”
QS. ar-Ra'd
: 30
“Demikianlah,
Kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh telah berlalu beberapa
umat sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka(Al Quran) yang Kami
wahyukan kepadamu, Padahal mereka kafir kepada Tuhan yang Maha Pemurah.
Katakanlah: "Dia-lah Tuhanku tidak ada Tuhan selain dia;hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan hanya
kepada-Nya aku bertaubat.”
Ø QS.
Yunus : 84-85 (Tawakal dalam Mengahadapi Fitnah)
Berkata Musa: "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah,
Maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah
diri."85. Lalu mereka berkata: "Kepada Allahlah Kami bertawakkal! Ya
Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan Kami sasaran fitnah bagi kaum
yang'zalim,”
Ø QS.
Ibrahim : 12 (Tawakal dalam Menghadapi Gangguan)
“Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah Padahal Dia telahmenunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap
gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. dan hanya kepada Allah
saja orang-orang yang bertawakkal itu, berserah diri.”
[1] Ta’limul
muta’alim H 34
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda atas blog kami sngat berguna buat perbaikan di kemudian hari.
tutur kata yang santun mencerminkan pribadi yg bijak.
terima kasih atas kunjungan dan komentarnya.