- Latar Belakang Masalah
Arus globalisasi dan kemajuan
teknologi tidak selamanya berdampak positif, ternyata ada juga dampak
negatifnya. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di mancanegara sana, saat ini bisa
kita saksikan di dalam rumah kita sendiri melalui layar televisi, internet dan
fasilitas teknologi informasi lainnya yang secara langsung atau tidak dapat
mempengaruhi perkembangan jiwa anak-anak diusia remaja yang memiliki
kecenderungan untuk mencoba-coba sesuatu, tidak sabar, mudah terbujuk dan
selalu ingin menampakkan egonya.
Bila dasar-dasar agama yang dimiliki
anak-anak kita sangat lemah, maka dikhawatirkan anak-anak kita itu meniru
secara total segala perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang di manca negara
sana tanpa memperhatikan baik buruknya serta manfaat dan madlaratnya. Bahkan
pada sebagaian anak remaja/pelajar hal-hal yang menurut agama tidak boleh
dilakukan (haram/berdosa) tetapi dikalangan anak-anak remaja/pelajar hal itu
sudah dianggap lumrah, misalnya pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan,
cara berpakaian yang mempertontonkan aurat, tawuran antar pelajar bahkan rasa
hormat terhadap orang tua dan guru sudah hampir pudar.
Jika semua itu telah dilakukan oleh
para pelajar maka yang akan menjadi sasaran empuk untuk dijadikan kambing hitam
adalah guru Agama. Kritik dari masyarakatpun ke luar dengan tajam : “Pendidikan
Agama Islam Gagal” atau “Pendidikan Agama Islam tidak berhasil”. Seiring
dengan kritikan yang ke luar dari masyarkat para guru Pendidikan Agama Islam
pun membela diri dengan alasan klise yang tidak menunjukan kreatifitasnya :
“wajar kami gagal karena waktu yang tersedia hanya dua jam pelajaran saja
setiap minggunya”. Sementara guru yang bukan guru Pendidikan Agama Islam
terkadang mereka bersikap masa bodoh dan merasa bahwa masalah itu hanya menjadi
tanggung jawab guru agama saja. Betulkah demikian ?
- Rumusan Masalah
Sebenarnya, sekarang sudah bukan
saatnya lagi untuk saling menyalahkan dan membela diri atas ketidak tanggapan
kita dalam menghadapi permasalahan para pelajar, kini sudah saatnya kita
semua menyadari bahwa tanggung jawab pendidikan Agama Islam di sekolah
bukan hanya berada pada pundak guru Pendidikan Agama Islam semata, tetapi
menjadi tanggung jawab seluruh aparat sekolah yang dikordinasikan oleh Kepala
Sekolah sebagai pemegang dan pengambil keputusan.
Untuk itu perlu dirumuskan suatu strategi
penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam di sekolah. Strategi yang dirumuskan
diharapkan dapat mensiasati keterbatasan jam pelajaran yang hanya dua jam
pelajaran saja sementara materi yang harus disampaikan begitu banyak dan harus
menyentuh seluruh aspek, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.
- Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan
agama Islam adalah sebagai usaha, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran
dan latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak
di capai.
Di
dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan Agama Islam adalah
usaha sadar untuk menyiapkan, dan mengamalkan Agama Islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan/latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk
menghormati Agama lain dalam hubungan antar umat beragama dalam masyarakat
untuk mewujudkan persatuan nasional.Komponen yang menentukan dalam pelaksanaan
pendidikan adalah unsur pendidik, sebagai pelaksanaan proses mengarahkan dan
membina potensi anak. Peran pendidik (Guru dan Orang tua) sangat menentukan
sekali untuk keberhasilan sekolah.
Seperti
halnya pada pendidikan Informal dan Formal, dimana pada pendidikan Formal yang
sangat berperan menentukan pendidikan bagi anak utamanya pendidikan agama anak
adalah orang tua, kemudian pada sekolah yang paling berperan adalah guru. Oleh
sebab itu guru sebagai pendidik harus mampu mewujudkan pendidikan agama anak di
sekolah lebih lanjut, dalam artian lain pendidikan agama di sekolah harus
mendapatkan perhatian yang lebih serius mecermati pengembagan potensi anak dan
bahan pendidikan dan pengajaran yang disajikan.Dengan demikian pendidikan agama
Islam itu adalah usaha mendidik yang dilakukan guru agama Islam dalam rangka
menanamkan nilai-nilai agama kepada peserta didik sehingga peserta didik
tersebut dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dalam
kehidupannya. Dengan demikian seseorang yang sudah mendapat pendidikan agama
Islam maka mereka akan dapat mewujudkan kehidupan yang baik untuk keselamatan
dan kesejahteraannya dalam dunia ini sampai akhirat kelak.
- Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam di Sekolah.
Dua jam pelajaran di kelas memang
tidaklah akan cukup untuk menyampaikan informasi keagamaan yang begitu komplek.
Kalaulah kita tidak pandai mensiasatinya maka informasi yang diterima pelajar
khawatir hanya akan menyentuh aspek kognitif saja sementara aspek afektif dan
psikomotor tidak dapat tersentuh. Dalam masalah ahlaq mungkin saja ketika
dilakukan evaluasi tertulis (ulangan) para pelajar dapat menjawab dengan
tepat bahkan bisa menyebutkan dalil naqlinya bahwa etika makan dan minum dalam
Islam diantaranya tidak boleh sambil berdiri misalnya, tapi dalam kehidupan
sehari-hari pelajar tersebut masih saja makan dan minum sambil berdiri.
Dalam masalah ibadah para pelajar mungkin saja ketika dilakukan evaluasi
tertulis (ulangan) dapat menjawab dengan tepat bahwa salat lima waktu itu
hukumnya wajib bila ditinggalkan berdosa dan bila dilaksanakan akan mendapat
pahala, tapi dalam kehidupan sehari-hari pelajar tersebut masih enggan
melakukan salat. Hal ini tentu tidak kita harapkan karena apa yang dilakukan
para pelajar tidak sesuai dengan apa yang telah diketahuinya, diakui atau tidak
kenyataan itu membuktikan bahwa pendidikan Agama Islam masih belum berhasil.
Upaya untuk mensiasati keterbatasan
jam pelajaran dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, diantaranya adalah :
1)
Menyeleggarakan Bina Rohani Islam
(ROHIS)
Kegiatan Bina Rohani Islam (ROHIS),
dapat dijadikan sebagai kegiatan ekstra kurikuler yang wajib diikuti oleh
seluruh pelajar yang beragama Islam. Untuk mewujudkan kegiatan ini perlu dibuat
program kerja yang matang sehingga dalam pelaksanaannya tidak berbenturan
dengan kegiatan ekstrakurikuler lainnya, didanai dengan dana yang cukup,
materi yang disampaikan dapat menunjang materi intrakurikuler dengan
menggunakan metode yang menyenangkan tapi tetap edukatif serta
memanfaatkan tenaga pengajar yang ada di lingkungan sekolah yang memiliki
komitmen tinggi terhadap Islam.
Ø Waktu Penyelenggaraan Bina Rohani Islam
(ROHIS)
Untuk sekolah yang menyelenggarakan
Kegiatan Belajar Mengajar pada pagi hari saja maka waktu penyelenggaran
kegiatan Bina Rohani Islam (Rohis) dapat dilakukan setiap hari setelah selesai
Kegiatan Belajar Mengajar dengan lama pertemuan sekitar satu jam setengah (90
menit). Dua hari untuk kelas satu (hari Senin dan Selasa) dua hari untuk kelas
dua (Rabu dan Kamis) dan satu hari untuk kelas tiga pada hari Jum’at (Untuk
puteri dilakukan setelah Kegiatan Belajar Mengajar pada saat pelajar
putra Salat Jum’at, sedangkan untuk putera dilakukan setelah salat jum’at).
Ø Contoh Jadwal Penyelenggaraan Bina
Rohani Islam
No
|
Hari
|
Kelas
|
Waktu
|
Keterangan
|
1
|
Senin
|
I (A,B,C,D)
|
14.00-15.30
|
|
2
|
Selasa
|
I (E,F,G,H,I)
|
14.00-15.30
|
|
3
|
Rabu
|
II (A,B,C,D,E)
|
14.00-15.30
|
|
4
|
Kamis
|
II (F,G,H,I)
|
14.00-15.30
|
|
5
|
Jum’at
|
III (A- I Putri)
III (A- I Putra)
|
11.30-13.00
13.00-14.30
|
Sementara untuk sekolah yang
menyelenggarakan Kegiatan Belajar Mengajar pada pagi dan siang hari Bina Rohani
Islam dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan hari-hari yang kegiatan belajar
mengajarnya tidak penuh. Sebagai contoh untuk kelas siang para pelajar putrinya
bisa memanfaatkan hari jum’at setelah selesai Kegiatan Belajar Mengajar
kelas pagi ketika para pelajar putra salat Jum’at. Sementara untuk para
pelajar putra bisa memanfaatkan hari Sabtu setalah selesai Kegiatan Belajar
Mengajar kelas pagi sebelum mereka melakukan kegiatan belajar mengajar
pada siang harinya.
Kemudian untuk para pelajar kelas
pagi bisa memanfaatkan waktu siang hari setelah selesai Kegiatan Belajar
Mengajar dengan memanfaatkan kelas yang tersisa dan ruangan-ruangan lain yang bisa
di pergunakan termasuk bisa menggunakan musola, aula dan lain-lain. Bahkan jika
guru agama dan seluruh aparat sekolah mempunyai keinginan yang kuat untuk
menyelenggarakan kegiatan Bina Rohani Islam, kegiatan tersebut dapat dilakukan
tanpa memerlukan ruangan khusus, bisa saja kegiatan itu di lakukan di
taman-taman sekolah, lapangan olah raga dan tempat-tempat lainnya.
Ø Sumber Dana Penyelenggaraan Bina
Rohani Islam
Sumber dana bina Rohani Islam bisa
disusun sejak awal tahun pelajran, dan dimasukan ke dalam Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Dana tersebut dapat di distribusikan
untuk seluruh kegaiatan yang ada kaitannya dengan Bina Rohani Islam termasuk
didalamnya biaya pengganti transport para pembimbing bina rohani Islam.
Ø Materi yang disajikan
Materi yang disajikan dalam bina
Rohani Islam hendaknya dapat menunjang materi intrakurikuler, dengan penekanan
pada pendalaman pemahaman dan kemampuan membaca Al Qur’an tapi tidak melupakan
materi-materi lain seperti Aqidah, Ahlak, Ibadah, Tarikh dan doa-doa pilihan.
Mengapa harus demikian ?. Karena tujuan semula penyelenggaraan Bina
Rohani Islam adalah dalam rangka mensiasati keterbatasan jam mengajar di kelas.
Ø Tehnik dan metode penyampaian
materi.
Pada pertemuan pertama para
pembimbing Bina Rohani Islam mengelompokan dan menginventarisir pelajar yang
sudah mampu membaca Al Quran dan yang belum. Pelajar yang telah dikelompokkan
tersebut untuk pertemuan selanjutnya dianjurkan membawa Al Qur’an bagi yang
sudah mampu membacanya dan membawa Buku Iqro bagi yang belum mampu membaca Al
Qur’an.
Untuk pertemuan berikutnya, pada
empat puluh menit pertama dipergunakan untuk pendalaman Baca Tulis Qur’an
(BTQ). Bagi yang sudah mampu membaca Al Qur’an dianjurkan untuk membaca Al
Qur’an sendiri, lebih baik lagi bila melakukan hafalan dan bagi yang
belum mampu membaca Al Qur’an dibimbing oleh pembimbing Bina Rohani Islam untuk
mempelajari IQRO. Dan bila perlu pembimbing bisa meminta bantuan pelajar yang
telah mampu membaca Al Qur’an untuk membimbing temannya mempelajari Iqro (tutor
sebaya). Kemudian Tiga puluh menit berikutnya dipergunakan untuk penyampaian materi yang telah
direncanakan dan tersusun dalam Gris-Garis Besar Pengajaran (GBPP – ROHIS).
Selanjutnya dua puluh menit terahir dipergunakan untuk hafalan Al Qur’an surat-surat pendek
dan surat-surat pilihan yang telah direncanakan.
Metode penyampaian materi diusahakan
menghindari metode satu arah (ceramah), tapi diharapkan para pembimbing rohani
Islam mampu menggunakan berbagai macam metode kreatif dengan harapan metode
tersebut bisa menumbuhkan semangat pelajar untuk belajar tanpa menimbulkan
kejenuhan. Prinsip yang harus dipegang oleh para pembimbing rohani Islam metode
tersebut dapat menyampaikan pesan ke Islaman sebanyak-banyaknya kepada para
pelajar dan dapat menimbulkan gairah untuk mengamalkan inti ajaran Islam yang
diperolehnya dengan penuh keikhlasan.
Ø Tenaga Pengajar (Pembimbing Bina
Rohani Islam)
Yang menjadi tenaga pengajar atau
pembimbing Bina Rohani Islam tidak hanya guru Pendidikan Agama Islam saja, jika
kekurangan tenaga pengajar maka Kepala Sekolah bisa menunjuk guru mata
pelajaran lain yang memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap ajaran Islam.
Atau jika perlu bisa mengadakan kerja sama dengan para ustadz/ustadzah
dan lembaga-lembaga keagamaan lain yang ada di sekitar sekolah.
2)
Mengkondisikan Sekolah Dengan Kegiatan
Keagamaan (Islamisasi Sekolah)
Islamisasi Sekolah, memang terasa sangat ekstrim.
Tetapi hal ini dimaksudkan agar seluruh warga sekolah terutama yang beragama
Islam bisa menjalankan sebagian syariat Islam di lingkungan sekolah sehingga
situasi kondusif bisa tercipta di lingkungan sekolah tersebut. Islamisasi Sekolah itu diantaranya bisa dilakukan
melalui :
Ø Setiap hari sebelum belajar
diusahakan setiap pelajar membaca do’a dan Al Qur’an antara 5 s. d 10 ayat.
Siswa yang telah bisa membaca Al Qur’an diharapkan dapat membantu temannya yang
masih belum bisa membaca Al Qur’an. Sehingga saat menghadapi ujian praktek
Pendidikan Agama Islam seluruh pelajar telah dapat membaca Al Qur’an dengan
baik dan benar,begitu juga sewaktu akan pulang sekolah di harapkan
membaca do’a bersama.
Ø Waktu Istirahat di adakan
sholat dhuha serta waktu pulang disesuaikan dengan waktu salat Dzuhur, sehingga seluruh
aparat sekolah dan para pelajar bisa melakukan salat tepat waktu. Dalam hal ini
perlu dibuat komitmen yang serius sehingga waktu istirahat dan pulang benar-benar digunakan untuk shalat.
Ø Setiap hari jum’at (bagi yang
memiliki Mesjid) mengadakan salat Jum’at berjamaah di Mesjid (Musola) yang ada
di lingkungan sekolah. Seluruh pelajar mewakili kelasnya bergiliran menjadi
petugas salat Jum’at seperti muadzin dan bilal. Sedangkan guru-guru yang
beragama Islam diharapkan bisa bergiliran menjadi Imam dan Khatib Jum’at.
Ø Setiap hari Jum’at seluruh pelajar
yang beragama Islam, guru-guru dan seluruh aparat sekolah dianjurkan untuk
memakai busana muslim baik laki-laki maupun perempuan (di tingkat SLTP anak
laki-laki memakai baju koko dan celana panjang sedangkan untuk anak
perempuan memakai kerudung dan rok panjang)
Ø Pihak sekolah baik pembina OSIS
maupun BP/BK (di tingkat SLTP) tidak lagi memperamasalahkan jika ada para pelajar
putra yang memakai celana panjang setiap hari dan memberikan kesempatan
seluas-luasnya untuk menutup auratnya, mengingat aturan yang ada baru
memberikan kesempatan untuk menutup aurat bagi para pelajar putri.
Ø Setiap bulan Ramadlan dan libur semester diadakan kegiatan pesantren
kilat.
Ø Setiap bulan Ramadlan melaksanakan
kegiatan pengumpulan dan pembagian zakat fitrah dan zakat maal dengan
melibatkan para pelajar sehingga mereka bisa mengetahui mekanisme pembagian
zakat melalui praktek.
Ø Setiap bulan Dzulhijjah
menyelenggarakan kegiatan qurban di sekolah denga melibatkan para pelajar
sehingga mereka bisa mengetahui bagaimana mekanisme pelaksanaan ibadah qurban
dan bagaiman mekanisme pembagaian hewan daging qurban.
Ø Ketika menyelenggarakan peringatan
hari besar Islam (PHBI) tidak hanya diisi dengan kegiatan ceramah tapi
bisa melakukan kegiatan lain yang bisa lebih menyentuh hati dan ingatan anak
seperti melakukan bakti sosial, pemutaran film-film Islam baik yang berupa
film-film perjuangan maupun film-film dokumenter, cerdas-cermat Al Qur’an dan
kegiatan-kegiatan lainnya.
Semua hal tersebut di atas dapat
terlaksana dengan baik bahkan bisa menciptakan suasana kondusif di lingkungan
sekolah jika seluruh guru dan seluruh aparat sekolah mempunyai tanggung jawab
dan keinginan yang sama dalam membentuk siswa yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT.
3)
Menggunakan Metode
Insersi (Sisipan) dalam KBM
Metode Insersi adalah cara
menyajikan bahan pelajaran degan cara ; inti sari ajaran Islam atau jiwa
agama/emosi religius diselipkan/disisipkan di dalam mata pelajaran umum (Tayar
Yusuf, 1995 : 73).
Untuk menggunaka metode ini guru
agama harus bekerja sama dengan guru mata pelajaran lain (mata pelajaran
umum) agar pesan-pesan keagaamaan bisa disampaikan melalui pelajaran umum
dengan cara yang sangat halus, sehingga hampir tidak terasa bahwa sesungguhnya
saat itu para pelajar sedang mendapatkan suntikan keagamaan oleh guru mata
pelajaran yang bukan pelajaran agama.
Metode insersi ini bisa dilakukan
melalui seluruh mata pelajaran, sebagai contoh ketika guru mata pelajaran
ekonomi mengajarkan tentang barter dan jual beli maka bisa disisipkan jiwa
agama berupa informasi tentang perlunya ijab kabul dan perlunya pencatatan
transaksi jual beli yang tidak dengan cara tunai sebagaimana termaktub
dalam surat Al Baqarah ayat 282. Atau contoh lain ketika melakukan praktikum
IPA, guru IPA bisa mneyampaikan perlunya kejujuran, ketelitian dan kesabaran
dalam melakukan praktek, sebab tanpa semua itu hasil dari praktek tidak akan
memuaskan bahkan mungkin gagal, dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya.
- Kesimpulan
Selama ada keinginan yang kuat untuk
selalu menghasilkan kualitas hasil pendidikan pada hari ini senantiasa lebih
baik dari hari kemarin, maka tidak ada satupun strategi penyelenggaraan
Pendidikan Agama Islam yang dirasakan sulit untuk diwujudkan, yang terpenting
adalah adanya usaha untuk mewujudkan strategi tersebut adapun mengenai hasil
dari pelaksanaan strategi tersebut semuanya kita serahkan kepada Allah swt.dan yang
kami paparkan tersebut hanya sebagian dari metode yang ada,masih banyak lagi
metode-metode kreatif lain yang tidak bisa kami sampaikan karene keterbatasan
kami.
- Saran-saran
Bagi
pengelola pendidikan hendahnya memilah serta memilih metode mana yang kiranya
cocok di terapkan di lingkugan sekolah masing-masing,karena kita tau setiap
daerah akan beda karakter dan ketertarikan siswa terhadap suatu metode dengan
berbagai pertimbangan.serta bisa di upayakan melaukan study banding terhadap
sekolah-sekolah yang di rasa sukses dalam menerapkan sebuah metode sebagai
upaya evaluasi dan menimba pengalaman dalam menjalankan sebuah metode.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda atas blog kami sngat berguna buat perbaikan di kemudian hari.
tutur kata yang santun mencerminkan pribadi yg bijak.
terima kasih atas kunjungan dan komentarnya.