PENDAHULUAN
A. Penegasan Istilah
Skripsi ini berjudul "Konsep
Pendidikan Tauhid Dalam Keluarga” .Judul tersebut mengandung pengertian
yang perlu penjelasan, penegasan, serta ruang lingkup agar tidak terjadi
kesalahpahaman dalam memahami judul dan keinginan penulis.
1.
Konsep merupakan kata atau istilah serta simbol untuk menunjuk
pengertian dari pada barang sesuatu baik konkret maupun sesuatu hal yang
bersifat abstrak.[1]
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
konsep berarti sebagai rancangan ide, gambaran, atau pengertian dari peristiwa nyata atau konkret kepada yang abstrak dari sebuah obyek maupun proses.[2]
Sedangkan konsep dalam penulisan ini ialah sejumlah rancangan, ide, gagasan,
gambaran atau pengertian yang bersifat konkret maupun abstrak tentang materi dan metode pendidikan tauhid dalam
keluarga menurut pendidikan Islam.konsep berarti sebagai rancangan ide, gambaran, atau pengertian dari peristiwa nyata atau konkret kepada yang abstrak dari sebuah obyek maupun proses.[2]
2.
Pendidikan, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan
dapat diartikan sebagai proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
latihan;proses, perbuatan, cara mendidik.[3]
Pada hakekatnya pendidikan adalah usaha orang tua atau generasi tua
untuk mempersiapkan anak atau generasi muda agar mampu hidup secara mandiri dan
mampu melaksanakan tugas-tugas hidupnya dengan sebaik-baiknya. Orang tua atau
generasi tua memiliki kepentingan untuk mewariskan nilai, norma hidup dan
kehidupan generasi penerus. Ki Hajar Dewantara mengatakan…
“… mendidik ialah
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya.[4]
3.
Tauhid, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata tauhid merupakan
kata benda yang berarti keesaan Allah; kuat kepercayaan bahwa Allah hanya satu.
Perkataan tauhid berasal dari bahasa Arab, masdar dari kata wahhada (وحد) yuwahhidu (يوحد) .Secara
etimologis, tauhid berarti keesaan. Maksudnya, keyakinan bahwa Allah SWT adalah
Esa;Tunggal;satu. Pengertian ini sejalan dengan pengertian tauhid yang
digunakan dalam bahasa Indonesia, yaitu “keesaan Allah”; mentauhidkan berarti
“mengakui akan keesaan Allah;mengeesakan
Allah”.[5]
Jubaran Mas’ud menulis bahwa tauhid bermakna “beriman kepada Allah, Tuhan yang
Esa”, juga sering disamakan dengan “لااله الا الله” “tiada Tuhan Selain Allah”.[6]
Fuad Iframi Al-Bustani juga menulis hal yang sama. Menurutnya tauhid adalah
Keyakinan bahwa Allah itu bersifat “Esa”.[7]Jadi
tauhid berasal dari kata “wahhada” (وحد) “yuwahhidu” (يوحد) “tauhidan” (توحيدا), yang berarti mengesakan Allah SWT.[8]
Menurut Syeikh Muhammad Abduh
tauhid ialah :
suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah,
sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan
kepada-Nya, dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan
pada-Nya.Juga membahas tentang rasul-rasul Allah, meyakinkan kerasulan mereka,
apa yang boleh dihubungkan (dinisbatkan) kepada mereka, dan apa yang terlarang
menghubungkannya kepada diri mereka.[9]
Menurut Zainuddin, tauhid berasal
dari kata “wahid”(واحد) yang artinya “satu”. Dalam istilah Agama Islam, tauhid ialah
keyakinan tentang satu atau Esanya Allah, maka segala pikiran dan teori berikut
argumentasinya yang mengarah kepada kesimpulan bahwa Tuhan itu satu disebut
dengan Ilmu Tauhid.[10]
Ada
beberapa istilah lain yang semakna atau hampir sama yakni :
a.
Iman.
Menurut
Asy ‘ariyah iman hanyalah membenarkan dalam hati. Senada dengan ini Imam Abu
Hanifah mengatakn bahwa iman hanyalah ‘itiqad. Sedangkan amal adalah
bukti iman. Namun tidak dinamai iman. Ulama Salaf di antaranya Imam Ahmad,
Malik, dan Syafi’i, iman adalah
اعتقاد بالجنان ونطق باللسان وعمل
بالاركان
“Iman
adalah sesuatu yang diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan
dengan anggota tubuh”.[11]
b. Aqidah.
Menurut bahasa ialah
keyakinan yang tersimpul kokoh di dalam hati, mengikat, dan merngandung perjanjian.
Sedangkan menurut terminologis di antaranya pendapat Hasan al-Banna mengatakan
bahwa aqidah ialah beberapa hal yang harus diyakini kebenarannya oleh hati,
sehingga dapat mendatangkan ketenteraman, keyakinan yang tidak bercampur dengan
keragu-raguan.[12]Penyusun cenderung kepada pendapat Yunahar Ilyas yang mengidentikkan
antara tauhid, iman, dan aqidah. Tauhid merupakan tema sentral aqidah dan iman.[13]
Setelah
menguraikan kata pendidikan dan tauhid penulis
perlu memberikan batasan dan ruang lingkup. Pendidikan tauhid dalam penulisan
ini difokuskan kepada usaha yang dilakukan orang tua untuk menumbuhkan kekuatan
kodrat anak, agar mereka menjadi manusia muslim yang meyakini keesaan Allah ,
serta dapat mengamalkan ketauhidan yang ia miliki dalam rangka mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, melalui pengajaran, latihan, dan metode
tertentu untuk menyampaikan materi-materi ketauhidan, yakni ilahiyat, nubuwat,
ruhaniyat, dan sam’iyyat.
4. Dalam, adalah kata adjektiva, dan jika bertemu dengan kata benda bermakna
lingkungan daerah (negeri, keluarga) sendiri.[14]
5. Keluarga, kata benda ini
dimaksudkan untuk ibu bapak beserta anak-anaknya;seisi rumah.[15]
Menurut Masjfuk Zuhdi, keluarga merupakan satu kesatuan sosial terkecil dalam
masyarakat yang telah diikat oleh tali perkawinan yang sah atau resmi.[16]Keluarga
dalam penulisan ini adalah keluarga muslim, mengutip pendapat Khatib Ahmad
Santhut bahwa keluarga muslim adalah keluarga dengan ayah dan ibu yang memegang
teguh ajaran Allah SWT dan Sunnah Rasul, karena itu keluarga muslim merupakan
intisari dan paling prinsipil dalam usaha membentuk, dan mewujudkan masyarakat
muslim.[17]
Dari
penegasan istilah tersebut penulis dalam skripsi ini meneliti dan membahas
proses bimbingan yang dapat dilakukan oleh orang tua terhadap perkembangan
ketauhidan anak-anaknya dengan bahan-bahan materi ketauhidan yang meliputi
keilahiyatan, kenubuwatan, keruhaniyatan, dan kesam’iyatan tertentu dalam
jangka waktu tertentu, dengan metode tertentu yang diarahkan terciptanya
pribadi yang berkepribadian bertauhid sesuai dengan ajaran Islam dalam sejumlah
rancangan ide, gagasan, atau pengertian tentang pendidikan tauhid yang
difokuskan pada masalah materi dan metodenya. Materi dalam penulisan ini
bagaimana disampaikan secara bertahap sesuai dengan metode yang digunakan
menurut perkembangan dan kemampuan anak-anak.
BAB IV
مامن
مولود الا يولد على الفطرة فأبواه يهودانه او ينصرانه او يمجسانه
Artinya : Tidak seorang anakpun yang dilahirkan kecuali
ia dilahirkan menetapi fitroh, Maka kedua orang tuanyalah yang menyebabkan dia
menjadi Yahudi, Nashrani, atau Majusi.(HR. Bukhori).
a.
Agar
menanamkan kesadaran kepada anak untuk bersyahadat berdasarkan dorongan dalam
dirinya sendiri.
b.
Pembentukan
sikap muslim yang beriman dan bertakwa.
c.
Agar anak
mengetahui makna dan tujuan beribadah kepada Allah.
d.
Mengarahkan
perkembangan keagamaan anak.
e.
Agar anak
selalu berpikirdan berperilaku positif
a.
Untuk
memberikan ketentraman dalam hati anak.
b.
Untuk
menyelamatkan anak dari dari kesesatan dan kemusyrikan.
c.
Agar anak
dapat beribadah kepada Allah secara ikhlas.
d.
Agar anak
dapat mengetahui makna dan maksud beribadah kepada Allah.
e.
Agar anak
dapat menjauhi hal-hal yang dilarang Allah seperti syirik dan semua hal yang
dapat menghancurkan ketauhidan.
f.
Membentuk
perilaku dan kepribadian anak, sehingga menjadikan tauhid sebagai falsafah
dalam kehidupannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda atas blog kami sngat berguna buat perbaikan di kemudian hari.
tutur kata yang santun mencerminkan pribadi yg bijak.
terima kasih atas kunjungan dan komentarnya.